Halodoc Bahas Obesitas dan Cara Menangani Berat Badan di Era Digital

Hernowo Anggie
3 Min Read

Cosmo Magazine – Di tengah kehidupan yang semakin terdigitalisasi, tubuh manusia menghadapi tantangan yang tak terlihat: obesitas.

Fenomena ini bukan hanya soal penampilan, tetapi juga cerminan kesehatan secara menyeluruh.

Media Health Talk by Halodoc, yang berlangsung di GIOI Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Oktober 2025, mengangkat tema From Prevention to Treatment: Digital Health & Medical Innovation for Weight Management, mengajak para peserta untuk menelusuri persoalan obesitas dengan pendekatan ilmiah dan digital.

dr. Waluyo Dwi Cahyono, spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, membuka sesi dengan fakta yang mengejutkan: obesitas di Asia, termasuk Indonesia, meningkat pesat dalam dua dekade terakhir.

“IMT di atas 25 masuk kategori obesitas untuk populasi Asia, sedangkan lingkar perut ideal maksimal 90 cm untuk pria dan 80 cm untuk wanita. Angka ini bukan sekadar statistik, mereka adalah peringatan untuk kesehatan jangka panjang,” jelasnya.

Lebih dari Sekadar Penampilan

Kelebihan berat badan memberi beban lebih bagi jantung, memengaruhi tekanan darah, dan mengganggu metabolisme tubuh. Tak hanya itu, gangguan tidur seperti sleep apnea dan perubahan hormonal juga kerap muncul.

Dampak psikologis pun tak kalah serius: stres, rasa tidak percaya diri, hingga depresi ringan dapat menjadi konsekuensi yang mengintai.

“Obesitas adalah sinyal tubuh yang tidak boleh diabaikan,” tambah dr. Waluyo. “Jika dibiarkan, komplikasi bisa jauh lebih serius, mulai dari penyakit jantung hingga diabetes tipe 2.”

Pendekatan Modern: Teknologi sebagai Sekutu

Dalam menghadapi obesitas, pendekatan tradisional, diet dan olahraga, masih relevan, tetapi kini didukung teknologi digital.

Pemantauan rutin melalui aplikasi kesehatan, catatan IMT, hingga pengukuran lingkar perut secara berkala, menjadi cara efektif memantau progres secara real time.

Beberapa langkah praktis yang disarankan antara lain:

  • Perencanaan Pola Makan: Mengurangi gula dan lemak jenuh, memperbanyak sayur, protein, dan serat.
  • Aktivitas Fisik Rutin: Jalan kaki, bersepeda, atau latihan sederhana di rumah dapat memberikan dampak signifikan jika dilakukan konsisten.
  • Pemantauan Digital: Data kesehatan yang tercatat memudahkan penyesuaian strategi, serta memberi motivasi berkelanjutan.

Mencegah Sebelum Terlambat

Kunci dari pengelolaan obesitas adalah kesadaran dan tindakan dini. Mengetahui angka IMT, lingkar perut, dan pola hidup sehari-hari memungkinkan intervensi lebih cepat, sehingga risiko komplikasi dapat ditekan.

“Menjaga berat badan bukan sekadar soal angka di timbangan, tapi investasi jangka panjang untuk kualitas hidup,” tegas dr. Waluyo.

Dalam dunia yang serba cepat dan terdigitalisasi ini, tubuh kita tetap membutuhkan perhatian personal.

Obesitas mungkin terlihat sepele di mata sebagian orang, tapi nyatanya ia menuntut tindakan nyata, dari pengaturan pola makan, olahraga teratur, hingga pemanfaatan teknologi untuk memantau kesehatan.

Hasilnya bukan sekadar tubuh ideal, tapi hidup yang lebih sehat dan seimbang.

Share This Article
Tidak ada komentar